ivaa-online.org
PELAKU SENI

Slamet Kirnanto

Slamet Sukirnanto lahir tgl 3 Maret l94l di Solo. Pernah kuliah di jurusan Sejarah Asia Tenggara UI Jakarta. Ia aktif dalam Hizbul Wathon.Untuk belajar seni khususnya senilukis ia pernah belajar di HBS. Slamet dikenal sebagai salah seorang pendiri Teater Margoyudan Solo. Dalam dunia pergerakan politik ia pernah menjadi ketua KAMI Pusat (l966), anggota MPRS (l967-7l).

Sebagai sastrawan Slamet telah menghasilkan buku, “Kidung Putih” (l967), “Jaket Kuning” (l967), “Gema Otak Terbanting” (l974), “Bunga Batu” (l979)dan “Catatan Suasana” (l982).  Sejumlah puisinya telah pula dimuat dalam antologi “Angka¬tan 66″ (l968) disusun HB Jassin, “Laut Biru Langit Biru” (l977) disusun Ajip Rosidi dan “Seulawah, Antologi Sastra Aceh” (l995) disusun L.K.Ara dkk.

Ketika berada di Banda Aceh pada tahun l995 Slamet juga menulis puisi religius. Begitulah suatu hari saat berada di mesjid Baiturrachman ia menulis puisi bernafas agama Islam, berjudul “Percakapan Subuh”.Bersama A. Hamid Jabbar, Slamet mengeditori buku Parade Puisi Indonesia (1993). Dalam buku itu, termuat sanjak-sanjaknya: Rumah, Rumah Anak-anak Jalanan, Kayuh Tasbihku, Gergaji, Aku Tak Mau; Bersama Sutarji Calzoum Bachri dan Taufiq Ismail, Slamet menjadi editor buku Mimbar Penyair Abad 21.

Salah satu sastrawan yang  besar yang dimiliki Indonesia. Beliau telah banyak menerbitkan baik karya  karya sastra, tulisan tentang seni rupa maupun teater. Slamet Sukirnanto atau yang selalu ditulis dengan Slamet Kirnanto. Selama menjadi mahasiswa fakultas sastra Universitas Indonesia selalu aktif dalam aksi demonstrasi-demonstrasi menumbangkan orde lama pada tahun 1966. Dalam suasana demonstrasi seperti itu terbit kumpulan sajaknya dalam bentuk stensilan Jaket Kuning tahun 1967. Untuk beberapa tahun dia menjadi anggota DPRGR dan MPRS sebagai wakil mahasiswa (1967-1971).

Tahun 1974, ia dikenal sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Pengadilan Puisi di Bandung. Kumpulan Sajaknya adalah Kidung Putih tahun 1967, Gema Otak Terbanting tahun 1974, Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia tahun 1979. Bunga Batu Penerbit Puisi Indonesia memuat sajak-sajaknya hasil rekaman situasi dan peristiwa kemanusiaan ketika dia melawat ke Banjarmasin, Asahan, Prapat, Dili, Kupang, Denpasar dan lain-lain daerah tanah air.